Benarkah Seorang Bucin Lebih Mudah Menyukai Preferensi Seksual BDSM?

Entah ini sebuah keresahan atau hanya sekedar julid, akhir-akhir ini saya merasa sakit kepala dengan tingkah gen Z yang sifatnya seperti meganthropus palaeojavanicus atau manusia purba. Cukup bayangkan ketika ada manusia purba yang baru pertama melihat api, pasti heboh gak karuan yang berarti sikap dari terlahirnya api ke dunia membuat si manusia purba ini sedikit norak.

Menyikapi manusia purba saya teringat seorang teman yang cara pacarannya ini menurut saya punchline semua. Bukan karena saya jomblo terus iri dengan kemesraan orang, tapi cara komunikasi dua sejoli ini yang bikin saya pengen nampol pake jantung pisang.

Bagaimana tidak, cara bicara ditelponnya itu loh agak sedikit norak, dari mulai menanyakan pertanyaan paling bodoh “udah makan belum?” hei seseorang yang sedang diet ekstrim pun tau ketika lapar hormon mereka pasti mencari makan, sampai hal-hal yang menurut saya ga penting sama sekali, selain buang-buang waktu juga sangat menggelikan.

Apalagi mereka mempunyai panggilan sayang tertentu kek misalnya chubby, ndut, bebep, ayah-bunda dan jenis panggilan najis lainnya, yang saya yakin di era 4.0 panggilan sayang macam itu sudah tidak dipergunakan dikalangan kaula muda. Lantas mereka hidup di fase mana?

Gak tau siapa yang mengatakan bahwa ‘cinta itu buta’ kata itu mungkin yang paling mendekati istilah paling ngehe di pertengahan 2023 yaitu budak cinta atau bucin. Pada awalnya saya gak masalah dengan noraknya kelakuan gen Z ngebucin, namun akhir-akhir ini saya sudah tidak tahan melihat kelakuan macam sampah kek gitu, semakin saya melihatnya semakin dibuat mual dan mencret.

Garis Kemelaratan Hubungan Sehat

Mari mulai dengan kata bucin (budak cinta), yang selama ini telah menjadi musuh terbesar umat gen Z. Hingga sampai saat ini sebagian besar gen Z benar-benar hidup di tubir garis kemelaratan hubungan sehat, yang tunduk dengan kata ‘bucin’.

Termasuk temanku yang tadi, entah ada di level berapa tingkat kebucinannya, tapi yang saya yakin levelnya melebihi level seblak yang paling pedas di kota bandung. Mereka tidak sadar bahwa ketika mengalami bucin disitu juga mereka mengalami hubungan yang tidak sehat.

Sudah banyak contoh kaum bucin menunjukan banyak kebodohannya, menghilangkan logika dan meninggalkan perasaan yang berlebih, bahkan diperlakukan seenaknya oleh pasangannya, tapi masih saja bertahan, ini namanya model pacaran bucinisme stupid. Kamu tidak mempunyai darah uchiha tak usahlah menyerupainya dengan kasih sayang berlebihan, dan itu tidak membuat mangekyou sharingan kamu aktif.

Ada juga kaula muda yang kebucinannya itu malah terjebak dalam toxic relationship. Karena dalam praktiknya banyak kaula muda yang tidak menyadari bahwa hubungannya sudah masuk dalam kategori toxic relationship. Seperti halnya hubungan yang membuat salah satu pihak merasa tidak didukung, direndahkan  atau diserang.

Hal yang tidak bisa dibantah adalah dalam setiap hubungan percintaan pasti melalui fase pasang surut. Namun ketika kamu mulai tunduk atau rela melakukan apa saja yang diminta pasanganmu sekalipun itu menyulitkan atau bahkan membahayakan diri kamu, apakah ini masih masuk ke dalam fase pasang surut? Tentu itu masuk ke dalam hubungan yang tidak sehat.

Seseorang yang terjebak toxic atau kebucinan yang tereksploitasi  lazimnya kerap tak sadar soal terperangkapnya hubungan percintaan mereka yang masuk ke dalam zona toxic. Gejala ini hanya bisa dikenali ketika kamu terbuka ke orang lain, atau kamu berani cerita kebucinan kamu yang sudah terlampau aneh dan toxic.

Memang selalu ada hal positif tentang seorang bucin yang sebenarnya sangat berpotensi untuk jadi pasangan yang setia. Ia hanya perlu belajar mengontrol rasa cintanya itu supaya gak berlebihan. Belajar untuk gak memfokuskan seluruh cintanya hanya untuk pasangan, tapi juga untuk keluarga, teman-teman, dan diri sendiri.

Namun nyatanya bucin adalah seorang penyepong cinta, seorang yang dibutakan oleh kata maaf, dan orang-orang yang takut ditinggalkan sang kekasih.  

Seorang Bucin Lebih Mudah Menyukai Preferensi Seksual BDSM

Karakter bucin itu tak jauh beda seperti karakter para masokis. Pasalnya beberapa orang yang takut ditinggalkan sang kekasih adalah mendekati karakter masokis. Para masokis sangat butuh akan rasa cinta yang berlebih.

Eh kamu tau tidak apa itu masokis? Masokis atau masokisme itu semacam kelainan seksual di mana misalkan si bucin ini ngerasa bergairah saat kentu atau berhubungan intim dengan pasangan yang ditambah kekerasan pas wik-wik. Jadi si pengidam masokis ini gairahnya akan memuncak ketika disakiti atau direndahkan gitu. Serupa dengan BDSM (Bondage and Discipline, Sadism and Masochism).

Selain takut sendiri, kecocokan orang bucin dengan masokis adalah mereka tak pandai untuk memakai logika. Suka menyakiti diri sendiri ini adalah karakter bucin banget, sudah digeprek-geprek tapi masih aja kembali ke orang yang sama.

Pada intinya seorang bucin lebih mudah terjerumus pada hubungan seksual yang tidak sehat seperti halnya BDSM. Dan kenapa seorang bucin bisa mempunyai sifat masokis adalah karena ciri-cirinya yang sangat sesuai dengan sifat masokis. Dia tidak berani keluar dari zona yang membuat dirinya menjadi budak abadi.

Dengarkan juga Bangorin Podcast pengalaman seorang bucin melakukan hubungan BDSM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *