Saya punya ikatan sentimental dengan para hijabers. Jikalau duduk di dekat mereka serasa ingin langsung membawanya lari ke kantor KUA terdekat, atau langsung memberinya seperangkat alat shalat plus emas, yaa 0,0004 gramlah. Tapi yaa apa boleh buat saya ini hanya sekedar pria urakan yang mungkin tidak pantas bagi kalian wahai para hijabers.
Saya memang pengagum hijab, tapi bukan seorang hijabers. Tapi jujur saja melihat para hijabers yang hilir mudik itu meneduhkan sehingga tidak butuhlah payung hitam yang biasa dipakai aksi kamisan untuk menutupi terik matahari, atau genteng yang berstandar SNI sekalipun hanya untuk melindungi diri dari air hujan, cukuplah anda wahai para hijabers mondar-madir di depan saya, hujan dan terik matahari akan mampus secara otomatis.
Akhirnya saya berani untuk menyimpulkan meskipun kadang masih belum sepenuhnya percaya, bahwa ternyata hijabers itu jauh lebih nyandu ketimbang kokain atau sekaleng lem aibon. Apalagi kalau dia berada dalam radius 5 meter dari kita, maka satu drum tuak oplosan pun tak akan mampu menandingi candunya. Jadi, bukan cuman agama saja yang candu, hijabers juga .
Namun akhir-akhir ini di era Cimory memenuhi kulkas minuman warung Madura, ekpetasi saya terhadap hijabers mulai memudar, saya agak heran dengan trend hijabers masa kini. Memang dia berhijab tapi seperti disengaja memperlihatkan ujung rambutnya dari depan hijab.
Saya sih engga risih dengan model hijab seperti itu, tapi saya sedikit khawatir pasalnya terlihat seperti Bu Megawati selepas solat Idul Fitri di Istiqlal. Bahkan trend hijab yang memperlihatkan rambut ini banyak tutorialnya di platform Tik Tok.
Sekali lagi saya gak masalah dengan model hijab kaya gitu, bodo amat, mau rambutnya terlihat atau engga itu ga bikin dosa jariyah saya menjadi saldo dana. Tapi gimana menurut pendapatmu? Apakah model hijab kelihatan rambut sudah sesuai dengan perintahNya? No salty guys.
Kalo menurut saya ga ada masalah dengan model hijab terlihat rambut, malahan simple, rapi, stylish, pakaiannya tertutup dan mirip Bu Puan mode kampanye ke pesantren. Dengan model hijab seperti itu juga kamu bisa terhindar dari kerongkong pemuda alim yang berjidat hitam-dongker, karena aura taqwamu belum begitu terpancar dan kamu tidak masuk dalam pasar dakwah mereka.
Semoga saja kelak kau tidak dipinang oleh para ustad dadakan yang muncul di beranda facebook seperti teman saya dengan dalih transfer keimanan dan ketaqwaan di sana. Dengan gombalan suci setiap malamnya tahajud bareng, solat subuh berjamaah lalu kau mencium tangan dan di siang harinya engkau mengepalkan tangan berdemo sambil mengibarkan bendera Palu Arit.
Pada intinya hak mereka berpakaian dan hak mereka untuk nyaman dalam berpakaian. Setidaknya mereka tetap sopan dan menghargai tempat umum untuk tidak terlalu mencolok didepan banyak orang.
Saya malah lebih risih dengan seorang hijbers yang berakaian ketat yang berada di tempat fitnes umum lalu bermunculan di beranda Tik Tok. Memang saya tidak setuju bahwa wanita lah sumber masalah yang membuat pria bernafsu dan haus akan seksual, tapi apa kamu gak risih melihat lekukan tubuh hijabers dengan baju sport ketat yang terlihat transparan di depan khalayak umum? Ah bodo amat deng, badan-badan kamu. Saya gak masalah dengan itu cuma agak risih aja.
Walaupun trend hijab kelihatan rambut ini mirip ibu-ibu lagi ngemil snack selepas arisan, tapi jauh lebih baik dari wanita hijab berpakaian ketat.